sumber : https://herminegari.wordpress.com/perkuliahan/fungsi-dan-manfaat-media-pembelajaran/
hanifsejarahboy
Sabtu, 13 Desember 2014
Media Pembelajaran dalam pembelajaran Sejarah
Media =dari kata Medium = Perantara
Media = - alat
- Perantara
- Sarana
- Fasilitas
- Wahana
- Tempat
Media berbeda dengan alat peraga.
Penelitian menurut Edgar Dale :
Pengalaman yang diperoleh oleh siswa ketika mengikuti pembelajaran hasilnya di tampilkan dalam kerucut pengalaman. Dari hasil penelitian belajar dengan membaca, yang diingat 10 %, mendengarkan 20 %, melihat gambar, video atau film, melihat Dokumentasi yang diingat 30% lebih bagus dari mendengarkan, kalau siswa terlibat dalam diskusi itu yang diingat 50% dan 70 % jika sebagai penyaji dalam persentasi, melakukan simulasi dan melakukan yang bermanfaat 90 %.
Pembelajaran sejarah bukan menyampaikan fakta-fakta sejarah. fakta sejarah itu bukan sejarah melainkan hanya sejarah palsu, karena fakta-fakta sejarah akan berfungsi, jika dilakukan interpretasi. Interpretasi dengan cara menghubungkan fakta 1 dengan fakta-fakta yang lain yang saling berhubungan menjadi cerita sejarah. kecenderungan ke 2 sistem penilaian dalam aspek kognitif (hafalan), kecenderungan ke 3 guru kurang memiliki kemampuan dalam penguasaan hakekat pembelajaran sejarah dan pengembangan materi pembelajran sejarah.
Jenis-jenis Media Pembelajaran :
1. Media Grafis : Bagan, Diagram, Grafik, Poster, Kartun, Foto.
2. Media Tiga Dimensi : Model, Diorama.
3. Media Proyeksi : Film, OHP, Film Strip, Slide, LCD.
4. Media Audio : Tape Recorder,
5. Lingkungan
( Menurut Nana Sudjana)
Jenis-Jenis Media Pembeljaran Lainnya :
1. Media Asli dan Media Tiruan
2. Media Grafis ( bagan, grafik, Poster, Karikatur,gambar, Komik, cerita gambar bersambung )
3. Media papan.
4. Media dengar
5. Media yang disorot
6. Media pandang dengar
7. Media Cetak
8. Komputer Internet
Jenis-jenis Media Pembelajran Sejarah :
1. Peninggalan Sejarah
2. Model : diorama, Maket, Replika Candi, Patung.
3. Peta : Atlas, Peta Dinding, Peta Seketsa, Peta Lukisan.
4. Ruang Sejarah.
5. Media Audio : Tape Recorder, Radio
6. Media Audio Visual : Tv, Film, Video
7. Media Proyeksi : Film, OHP, Film Strip, Slide, LCD,
8. MEdia Modern : Komputer dan Internet
9. Media Cetak : Buku, majalah, Koran.
Levie & Lents (1982) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu:
Media pembelajaran, menurut Kemp & Dayton (1985:28), dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu :
Untuk tujuan informasi, media pembelajaran dapat digunakan dalam rangka penyajian informasi dihadapan sekelompok siswa. Isi dan bentuk penyajian bersifat amat umum, berfungsi sebagai pengantar, ringkasan laporan, atau pengetahuan latar belakang. Penyajian dapat pula berbentuk hiburan, drama, atau teknik motivasi. Ketika mendengar atau menonton bahan informasi, para siswa bersifat pasif. Partisipasi yang diharapkan dari siswa hanya terbatas pada persetujuan atau ketidaksetujuan mereka secara mental, atau terbatas pada perasaan tidak/kurang senang, netral, atau senang.
Media berfungsi untuk tujuan instruksi di mana informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi. Materi harus dirancang secara lebih sistematis dan psikologis dilihat dari segi prinsip-prinsip belajar agar dapat menyiapkan instruksi yang efektif. Di samping menyenangkan, media pembelajaran harus dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan dan memenuhi kebutuhan perorang siswa.[4]
b. Objek yang kecil-dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film, atau gambar;
c. Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan timelapse atau high-speed photography;
d. Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal;
e. Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain, dan
f. Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain) dapat di visualkan dalam bentuk film, film bingkai, gambar, dan lain-lain.
b. Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan;
c. Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.
b. Mempersamakan pengalaman;
c. Menimbulkan persepsi yang sama.[5]
Dale (1969:180) mengemukakan bahwa bahan-bahan audio-visual dapat memberikan banyak manfaat asalkan guru berperan aktif dalam proses pembelajaran. Hubungan guru-siswa tetap merupakan elemen paling penting dalam system pendidikan modern saat ini. Guru harus selalu hadir untuk menyajikan materi pelajaran dengan bantuan media apa saja agar manfaat berikut ini dapat terealisasi:
Media = - alat
- Perantara
- Sarana
- Fasilitas
- Wahana
- Tempat
Media berbeda dengan alat peraga.
Penelitian menurut Edgar Dale :
Pengalaman yang diperoleh oleh siswa ketika mengikuti pembelajaran hasilnya di tampilkan dalam kerucut pengalaman. Dari hasil penelitian belajar dengan membaca, yang diingat 10 %, mendengarkan 20 %, melihat gambar, video atau film, melihat Dokumentasi yang diingat 30% lebih bagus dari mendengarkan, kalau siswa terlibat dalam diskusi itu yang diingat 50% dan 70 % jika sebagai penyaji dalam persentasi, melakukan simulasi dan melakukan yang bermanfaat 90 %.
Pembelajaran sejarah bukan menyampaikan fakta-fakta sejarah. fakta sejarah itu bukan sejarah melainkan hanya sejarah palsu, karena fakta-fakta sejarah akan berfungsi, jika dilakukan interpretasi. Interpretasi dengan cara menghubungkan fakta 1 dengan fakta-fakta yang lain yang saling berhubungan menjadi cerita sejarah. kecenderungan ke 2 sistem penilaian dalam aspek kognitif (hafalan), kecenderungan ke 3 guru kurang memiliki kemampuan dalam penguasaan hakekat pembelajaran sejarah dan pengembangan materi pembelajran sejarah.
Jenis-jenis Media Pembelajaran :
1. Media Grafis : Bagan, Diagram, Grafik, Poster, Kartun, Foto.
2. Media Tiga Dimensi : Model, Diorama.
3. Media Proyeksi : Film, OHP, Film Strip, Slide, LCD.
4. Media Audio : Tape Recorder,
5. Lingkungan
( Menurut Nana Sudjana)
Jenis-Jenis Media Pembeljaran Lainnya :
1. Media Asli dan Media Tiruan
2. Media Grafis ( bagan, grafik, Poster, Karikatur,gambar, Komik, cerita gambar bersambung )
3. Media papan.
4. Media dengar
5. Media yang disorot
6. Media pandang dengar
7. Media Cetak
8. Komputer Internet
Jenis-jenis Media Pembelajran Sejarah :
1. Peninggalan Sejarah
2. Model : diorama, Maket, Replika Candi, Patung.
3. Peta : Atlas, Peta Dinding, Peta Seketsa, Peta Lukisan.
4. Ruang Sejarah.
5. Media Audio : Tape Recorder, Radio
6. Media Audio Visual : Tv, Film, Video
7. Media Proyeksi : Film, OHP, Film Strip, Slide, LCD,
8. MEdia Modern : Komputer dan Internet
9. Media Cetak : Buku, majalah, Koran.
Levie & Lents (1982) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu:
- Fungsi atensi,
- Fungsi afektif,
- Fungsi kognitif,
- Fungsi kompensatoris.
- Fungsi Atensi
- Fungsi Afektif
- Fungsi Kognitif
- Fungsi Kompensatoris
Media pembelajaran, menurut Kemp & Dayton (1985:28), dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu :
- Memotivasi minat atau tindakan,
- Menyajikan informasi,
- Memberi instruksi.
Untuk tujuan informasi, media pembelajaran dapat digunakan dalam rangka penyajian informasi dihadapan sekelompok siswa. Isi dan bentuk penyajian bersifat amat umum, berfungsi sebagai pengantar, ringkasan laporan, atau pengetahuan latar belakang. Penyajian dapat pula berbentuk hiburan, drama, atau teknik motivasi. Ketika mendengar atau menonton bahan informasi, para siswa bersifat pasif. Partisipasi yang diharapkan dari siswa hanya terbatas pada persetujuan atau ketidaksetujuan mereka secara mental, atau terbatas pada perasaan tidak/kurang senang, netral, atau senang.
Media berfungsi untuk tujuan instruksi di mana informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi. Materi harus dirancang secara lebih sistematis dan psikologis dilihat dari segi prinsip-prinsip belajar agar dapat menyiapkan instruksi yang efektif. Di samping menyenangkan, media pembelajaran harus dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan dan memenuhi kebutuhan perorang siswa.[4]
- MANFAAT MEDIA PEMBELAJARAN
- Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).
- Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya:
b. Objek yang kecil-dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film, atau gambar;
c. Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan timelapse atau high-speed photography;
d. Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal;
e. Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain, dan
f. Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain) dapat di visualkan dalam bentuk film, film bingkai, gambar, dan lain-lain.
- Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk:
b. Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan;
c. Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.
- Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda,, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. Hal ini akan lebih sulit bila latar belakan lingkungan guru dengan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan media pendidikan, yaitu dengan kemampuannya dalam:
b. Mempersamakan pengalaman;
c. Menimbulkan persepsi yang sama.[5]
Dale (1969:180) mengemukakan bahwa bahan-bahan audio-visual dapat memberikan banyak manfaat asalkan guru berperan aktif dalam proses pembelajaran. Hubungan guru-siswa tetap merupakan elemen paling penting dalam system pendidikan modern saat ini. Guru harus selalu hadir untuk menyajikan materi pelajaran dengan bantuan media apa saja agar manfaat berikut ini dapat terealisasi:
- Meningkatkan rasa saling pengertian dan simpati dalam kelas;
- Membuahkan perubahan signifikan tingkah lalu siswa;
- Menunjukkan hubungan antar mata pelajaran dan kebutuhan dan minta siswa dengan meningkatnya motivasi belajar siswa;
- Membawa kesegaran dan variasi bagi pengalaman belajar siswa;
- Membuat hasil belajar lebih bermakna bagi berbagai kemampuan siswa;
- Mendorong pemanfaatan yang bermakna dari mata pelajaran dengan jalan melibatkan imajinasi dan partisipasi aktif yang mengakibatkan meningkatnya hasil belajar;
- Memberikan umpan balik yang diperlukan yang dapat membantu siswa menemukan seberapa banyak telah mereka pelajar;
- Melengkapi pengalaman yang kaya dengan pengalaman itu konsep-konsep yang berkala dapat kembangkan;
- Memperluas wawasan dan pengalaman siswa yang mencerminkan pembelajaran nonverbalistik dan membuat generalisasi yang tepat;
- Meyakinkan diri bahwa urutan dan kejelasan pikiran yang siswa butuhkan jika mereka membangun struktur konsep dan system gagasan yang bermakna.
- Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar;
- Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran;
- Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran;
- Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.
- Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir, oleh karena itu mengurangi verbalisme.
- Memperbesar perhatian siswa.
- Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap.
- Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan siswa.
- Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, terutama melalui gambar hidup.
- Membantu tubuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan kemampuan berbahasa.
- Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain, dan membantu efisiensi dan keragaman yang lebih baik
Jumat, 12 Desember 2014
tugas flash
https://drive.google.com/file/d/0Bxz5RuFBrYZkOWoxTE55MS1FTHM/edit?usp=sharing
Adobe Flash adalah aplikasi yang
sangat unik dan menarik, perlu diketahui bahwa aplikasi ini dapat digunakan
dalam presentasi maupun ujian serta dijadikan wahana belajar materi – materi
ajaran dalam mata pelajaran atau mata kuliah.
Berikut
akan dijelaskan secara rinci mengenai cara – cara membuat tampilan Flash
seperti contoh :
a.
Langkah
awal, buat Layer berikut :
ü Layer Label untuk nama – nama tiap Frame,
ü Aksi untuk aksi – aksi yang akan diberikan pada frame – frame
tampilan sehingga akan menarik,
ü Teks untuk tempat untuk mengetik,
ü Btn untuk frame button atau pengaturan button – button, dan
ü Latar untuk memberikan background pada tampilan frame.
b.
Pada
layer Label, klik kanan insert keyframe dan ada kotak isian.
Lalu, isi nama masing – masing frame tersebut, diantaranya :
Ø home untuk pembuka,
Ø menu untuk sub pokok bahasan,
Ø materi untuk bahan ajaran,
Ø contoh untuk contoh soal atau latihan soal,
Ø soal untuk tugas dan
Ø tutup sebagai penutup dan hasil akhir atau nilai tugas tadi.
c.
Pada
layer btn dan teks, masing – masing disamakan jumlah masing – masing Frame.
d.
Sebelum
memulai operasi yang lain pada layer tertentu, kunci layer yang lain gunanya
agar tidak terjadi kesalahan yang berakibat fatal.
e.
Pada
layer teks, ketik seluruh yang anda inginkan seperti pembuka, penutup, soal –
soal, contoh soal dan lain –lain. Kecuali isi bahan materi. Ingat pada
properties symbol “T” (jenis teks) adalah static text.
f.
Sedangkan
button – button di bagian kiri caranya : klik button yang diinginkan pada kotak
library di layar bagian kanan, lalu klik dan tahan hingga menuju ke lembar
kerja
g.
Beri
nama masing – masing button dengan klik 2X button menu. Pada action button menu
berisi sebagai berikut :
on(press){
gotoAndStop("menu");
}
Pada action button lainnya juga seperti itu, namun untuk yang
button lainnya pada kurung tutup dan kurung buka berisi sesuai menu – menu
masing.
h.
Untuk
membuat button Up caranya ketikkan Up pada layer Teks Frame materi. Beri
persegi dengan cara klik rectangle tool
pada bagian kiri layar. Seleksi antara persegi dan Up. Lalu, klik kanan
mouse dengan pilih dan klik Create New Symbol. Setelah muncul kotak dialog, isi
Name dengan Up dan Pilih type button. Klik ok. Hal ini berlaku sama dengan
button Down
Ketikkan action button Up sperti ini
on(press){
text.scroll-=1;
}
Sedangkan pada Down :
on(press){
text.scroll+=1;
}
i.
Untuk
membuat Prev dan Next, caranya sama
seperti Up dan Down. Hanya tidak perlu memberikan persegi.
Namun, isian pada action button prev berisi :
on(press){
prevFrame();
}
Pada action button next berisi :
on(press){
nextFrame();
}
j.
Copy
semua Button dengan cara copy lalu klik paste in Place.
k.
Untuk
membuat bahan ajaran pada layer teks, caranya ketik seluruh bahan ajaran, lalu
pada properties ganti static text dengan dynamic text. Pada sudut kanan bawah
klik 2X samapi berubah kotak hitam. Lalu,
klik dan tahan tarik ke atas sesuai keinginan Anda. Hal ini berlaku pada
tampilan frame Menu.
l.
Buat
invisible button dengan cara klik 2X di sembarang tempat, lalu buat persegi dan
klik kanan pada persegi pilih dan klik create new symbol , isi name dengan inv-btn
dan type symbol lalu pilih hit setelah itu klik scene 1. Pada library klik inv-btn
dan letakkan pada masing – masing jawaban, serta atur sedemikian rupa pada frame
contoh maupun soal.
m.
Selanjutnya,
buat kotak info untuk info jawaban dengan cara pada properties jenis teks
Dynamic text. Lalu, klik dan tahan hingga membentuk persegi panjang.
n.
Pada
layer btn frame contoh untuk memberikan info jawaban yang benar pada action
button ketik seperti di bawah ini :
on(press){
if(soal=1){
pesan3="Selamat,
Jawaban kamu benar";
}
}
Sedangkan untuk jawaban yang salah bisa menuliskan seperti ini :
on(press){
if(soal=1){
pesan3="Jawaban
kamu salah,jawaban yang benar adalah pilihan A";
}
}
o.
Pada
frame soal di jawaban yang benar ketik seperti di bawah ini :
//--script jawaban benar--
on(press){
if(soal=1){
hasil+=1;
soal=0;
nextFrame();
}
}
Sedangkan untuk jawaban yang salah ketik seperti di bawah ini :
//--scripttomboljawabansalah--
on(press){
soal=0;
nextFrame();
}
p.
Untuk
action button frame pertama soal ketikkan :
stop();
q.
Pada
frame tutup
untuk action button “Ya” ketik seperti di bawah ini :
on(press){
fscommand("quit,true");
}
Dan pada action button “Tidak” ketik seperti di bawah ini :
on(press){
gotoAndStop("menu");
}
r.
Untuk
memberi background pada layer latar caranya pilih menu file, klik import –
import to library. Lalu pilih background kesukaan Anda.
s.
Pada
layer aksi, frame pertama action frame ketik seperti di bawah ini :
stop();
fscommand("fullscreen",true)
dan pada frame soal, insert blank keyframe lalu pada action frame
ketik seperti di bawah ini :
stop();
hasil<0;
hasil=1;
Pada frame terakhir insert blank keyframe lalu pada action frame
bisa ketik seperti di bawah ini :
stop();
hr =
int((hasil/10)*100);
if(hr<=50){
nilai="nilaimu
cuma"+hr+"Belajar lagii yaaa...";
}else
if(hr<90){
nilai="nilaimu"+hr+",lumayan
bagus..";
}else
if(hr>=90){
nilai="nilaimu"+hr+"SEMPURNAaa...";
}
Finish……………
Selamat Mencoba…!!!!
Resensi
buku
“KECERDASAN MAJEMUK PADA
ANAK”
Oleh
:
Nama
: Moh.Hanif.Innaman.N
NIM
: 130210302048
Program
Studi: Pendidikan Sejarah
Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas
Jember
Judul
Buku : Jangan Sebut Aku Bodoh
Judul
Resensi : Kecerdasan Majemuk pada Anak
Penulis
: Al.Tridhonanto
Penerbit
: PT.Elex Media Komputindo-Jakarta
Tahun
Terbit : 2012
Jumlah
Halaman: 88
Di jelaskan dalam buku ini tentang kecerdsana
majemuk yang terdapat pada anak seperti yang dikemukakan oleh Howard Gardner. Kecerdasan
majemuk pada anak menurut Howard Gardner adalah kemampuan yang sesuai dengan
bakat dan minat yang telah terasah dan dimanfaatkan secara optimal. Ada
berbagai macam kecerdasan yang bisa dikembangkan atas bakat dan minat seperti
dalam : a. Kecerdasan linguistik : kemampuan berbicara atau mengolah suatu
kalimat, meyakinkan orang dan menghibur, b. Kecerdasan
logis-matematis:kemampuan menalar, menghitung dan menangani pemikiran
logis.contoh Newton sebagai penemu rumus kalkulus. C. Kecerdasan Visual spasial
: kemampuan melukis, memotret atau mematung. Contohnya hasil mahakarya piramida
Mesir,d. Kecerdasan kinestetik : kemampuan menggunakan anggota tubuh, seperti
gerakan top dance sebagai little tramp yang merupakan karya Cahrlie Chaplin.
Sedangkan dalam profesi, bisa tampak melalui tindakan seperti cekatan, indera
perabanya sangat peka, tidak bisa diam serta berminat melakukan segala sesuatu.
E. Keerdasan Musikal : kemampuan mengubah lagu, bernyanyi dan memainkan alat
musik, f. Kecerdasan antarpribadi disebut juga sebagai kecerdasan sosial yaitu
kemampuan berhubungan dengan orang lain. Kecerdasan ini dapat diasah jika anak
mampu menyerap dan tanggap terhadap suasana hati, perangai, niat serta hasrat
kepada orang lain, G. Kecerdasan intra pribadi: kemampuan mengelola perasaan
dan kesadaran diri sendiri. Ini akan meningkatkan otak atau akal untuk
menemukan ide-ide cemerlang. H. Kecerdasan naturalis : kemampuan mengeksplorasi
alam, hewan, tumbuhan dan lingkungannya.
Selanjutnya, di dalam penelitian mengenai otak oleh
B. Clark dalam bukunya berjudul Growing up Grifted, ternyata otak manusia
memiliki 10-20 milliar sel otak atau sel saraf yang berperan dalam
mengembangkan beberapa triliun informasi untuk mencapai informasi tingkat
tertinggi potensi manusia. adapun hasil kerja yang memiliki potensi itu sebagai
hasil interaksi anatara blue print genetis dengan pengaruh lingkungan.
Dalam buku juga di jelaskan tentang jumlah belahan
otak manusia dan beserta fungsi kedua belah otak tersebut. Otak manusia terbagi
2 belahan, yaitu otak kanan sebagai pengendali organ-organ tubuh luar bagian
kanan dan sebaliknya otak kiri sebagai pengendali organ-organ tubuh bagian kiri.
Adapun fungsi untuk otak belahan kiri berbeda dengan otak belahan kanan yang
berguna untuk hal-hal yang berhubungan dengan intuisi, konsep musik, seni,
ruang, detail bentuk, warna,pola pikir menyeluruh dan kreativitas. Sedangkan
otak belahan kiri berfungsi menyangkut logika, tata bahasa, rumus, pemecahan
masalah, memori logika dan analisis serta keteraturan. Selanjutnya, manusia
kurang lebih 90% dari keseluruhan sel otak atau sel dalam tubuh manusia berada
di dalam otak. Pada lapisan teratas dari otak manusia yang tebalnya 9.5 inci
terkumpul berjuta saraf yang di namakan korteks, korteks ini berperan sebagai
pusat pengolahan dalam pikiran,persaan dan tindakan. Jika struktur otak
ditentukan secara biologis. Adapun fungsi dari otak yaitu sangatlah di[engaruhi
interaksi manusia dengan lingkungannya, hingga entah sampai berapa puluh tahun manusia
memanfaatkan kemampuan yang tersimpan sebesar 95% tersebut. B. Clark
menambahkan jika di tinjau dari masanya, kurang lebih 2,5% dari badan manusia.
Di era modern ini, manusia dituntut maju, langkah
awalnya adalah mengembangkan potensi bakat dan minat baik anak yang pintar maupun
yang tidak pintar, semuanya dapat memperoleh kesempatan untuk maju. Mendapatkan
kesempatan untuk bisa berfikir rasional, berpendapat, membaca dan unggul dalam
berfikir analisis, anak tersebut bisa mengembangkan secara optimal bakat dan
minat untuk kemampuan tertentu untuk menjadi anak yang cerdas atau pintar.
Predikat pintar merupakan dambaan setiap individu. Anak dikatakan pintar karena
berhasil dalam mencapai suatu target nilai. Ada faktor eksternal yang
mempengaruhi prestasi yaitu :
a. Intlegensi
b. Motivasi
c. Kepribadian
d. Lingkungan
rumah
e. Lingkungan
sekolah
Dalam buku ini juga dijelaskan tentang perbedaan
anak pintar dan anak yang kurang pintar. Perbedaan anak yang pintar dan tidak
pintar memiliki perbedaan yang signifikan dalam kenyataan seperti ini:
·
Terlalu banyak ide,
anak yang pintar biasanya memiliki banyak ide, sehingga tidak satupun yang
menjadi kenyataan, sedangkan anak yang kurang pintar mungkin hanya memiliki
satu ide dan satu itulah yang menjadi pilihan usahanya.
·
Ingin cepat sukses ,
anak pintar merasa mampu melakukan berbagai hal dengan kepintarannya termasuk
dalam mendapatakan hasil dengan cepat. Sebaliknya anak yang kurang pintar, dia
merasa harus melalui jalan yang panjang
berlaku sebelum mendapatkan hasil. Dengan demikian , banyak anak yang
merasa kurang pintar memiliki sifat yang lebih sabar dan tekun.
·
Tidak berani bermimpi
besar. Anak pintar sering menggunakan logika sehingga bermimpi sesuatu secara
logika bisa diraih, sedangkan anak bodoh tidak perduli dengan logika yang
penting dirinya bermimpi sesuatu yang sangat besar, bahkan sesuatu yang tidak
mungkin dicapai menurut orang ini.
·
Berfikir negatif
sebelum mencoba. Biasanya anak pintar yang lebih tau sedangkan anak bodoh tidak
sempat.
·
Anak pintar mengerjakan
tugas sendirinya, segera selesai, bekerja keras dan berpikir cerdas dan
semangat sedangkan anak bodoh perlu bantuan orang lain untuk menyelesaikan
tugasnya dan mudah menyerah.
Kepintaran
seorang anak bisa dikatakan sebuah anugerah dari tuhan yang bisa diberikan
kepada anak tersebut. Tetapi ada faktor lain yang mempengaruhi kecerdasan
kecerdasan atau kepintaran seorang anak, yakni oleh faktor penentu yaitu
lingkungan dan kegiatan belajar disekolah atau dimana saja tempat anak itu
belajar.
Berikut
ini akan di bahas beberapa tips yang bisa dilakukan untuk membuat anak menjadi
pintar diantaranya :
·
Bermain berfikir : selain
mengasyikkan bermain juga bisa mendukung strategi berfikir anak. Bagaimana otak
menyelesaikan masalah dan membuat keputusan yang kompleks. Selain itu adanya keterjalinan
atau interaksi antar teman akan terbentuk dan memicu pembentukan kreatifitas,
contohnya bermain catur, teka-teki silang dan ular tangga serta sudoku.
·
Bermain musik dan
bernyanyi, hal ini akan membuat otak kanan tumbuh dan berkembang tidak hanya
itu saja, bernyanyi atau mendengarkan aja juga bisa mempengaruhi emosi agar
tetap stabil dan relaksasi dari rutinitas sehari-hari.
·
Membiasakan olahraga:
ini membantu anak menyegarkan emosi dan keletihan berfikir dan cepat mengambil
keputusan serta peka terhadap sesuatu.
·
Mengembangkan rasa
ingin tahu dengan begitu akan merangsang otak untuk berfikir dan akhirnya akan
menemukan ide-ide baru yang cemerlang.
·
Membudayakan kegiatan membaca
·
Mengajarkan kepercayaan
diri
Saran
dan kesimpulan: buku ini khusus kalangan orang tua dan bagi guru , desain dari
sampulnya sangat menarik, tapi memiliki
kekurangan yakni isinya kurang berbobot hanya sepintas saja sehingga tidak
cocok untuk kalangan pendidik perguruan tinggi.
Selasa, 14 Januari 2014
perkembangan peserta didik 2
Resensi
buku
“KECERDASAN MAJEMUK PADA
ANAK”
Oleh
:
Nama
: Moh.Hanif.Innaman.N
NIM
: 130210302050
Program
Studi: Pendidikan Sejarah
Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas
Jember
Judul
Buku : Jangan Sebut Aku Bodoh
Judul
Resensi : Kecerdasan Majemuk pada Anak
Penulis
: Al.Tridhonanto
Penerbit
: PT.Elex Media Komputindo-Jakarta
Tahun
Terbit : 2012
Jumlah
Halaman: 88
Di jelaskan dalam buku ini tentang kecerdsana
majemuk yang terdapat pada anak seperti yang dikemukakan oleh Howard Gardner. Kecerdasan
majemuk pada anak menurut Howard Gardner adalah kemampuan yang sesuai dengan
bakat dan minat yang telah terasah dan dimanfaatkan secara optimal. Ada
berbagai macam kecerdasan yang bisa dikembangkan atas bakat dan minat seperti
dalam : a. Kecerdasan linguistik : kemampuan berbicara atau mengolah suatu
kalimat, meyakinkan orang dan menghibur, b. Kecerdasan
logis-matematis:kemampuan menalar, menghitung dan menangani pemikiran
logis.contoh Newton sebagai penemu rumus kalkulus. C. Kecerdasan Visual spasial
: kemampuan melukis, memotret atau mematung. Contohnya hasil mahakarya piramida
Mesir,d. Kecerdasan kinestetik : kemampuan menggunakan anggota tubuh, seperti
gerakan top dance sebagai little tramp yang merupakan karya Cahrlie Chaplin.
Sedangkan dalam profesi, bisa tampak melalui tindakan seperti cekatan, indera
perabanya sangat peka, tidak bisa diam serta berminat melakukan segala sesuatu.
E. Keerdasan Musikal : kemampuan mengubah lagu, bernyanyi dan memainkan alat
musik, f. Kecerdasan antarpribadi disebut juga sebagai kecerdasan sosial yaitu
kemampuan berhubungan dengan orang lain. Kecerdasan ini dapat diasah jika anak
mampu menyerap dan tanggap terhadap suasana hati, perangai, niat serta hasrat
kepada orang lain, G. Kecerdasan intra pribadi: kemampuan mengelola perasaan
dan kesadaran diri sendiri. Ini akan meningkatkan otak atau akal untuk
menemukan ide-ide cemerlang. H. Kecerdasan naturalis : kemampuan mengeksplorasi
alam, hewan, tumbuhan dan lingkungannya.
Selanjutnya, di dalam penelitian mengenai otak oleh
B. Clark dalam bukunya berjudul Growing up Grifted, ternyata otak manusia
memiliki 10-20 milliar sel otak atau sel saraf yang berperan dalam
mengembangkan beberapa triliun informasi untuk mencapai informasi tingkat
tertinggi potensi manusia. adapun hasil kerja yang memiliki potensi itu sebagai
hasil interaksi anatara blue print genetis dengan pengaruh lingkungan.
Dalam buku juga di jelaskan tentang jumlah belahan
otak manusia dan beserta fungsi kedua belah otak tersebut. Otak manusia terbagi
2 belahan, yaitu otak kanan sebagai pengendali organ-organ tubuh luar bagian
kanan dan sebaliknya otak kiri sebagai pengendali organ-organ tubuh bagian kiri.
Adapun fungsi untuk otak belahan kiri berbeda dengan otak belahan kanan yang
berguna untuk hal-hal yang berhubungan dengan intuisi, konsep musik, seni,
ruang, detail bentuk, warna,pola pikir menyeluruh dan kreativitas. Sedangkan
otak belahan kiri berfungsi menyangkut logika, tata bahasa, rumus, pemecahan
masalah, memori logika dan analisis serta keteraturan. Selanjutnya, manusia
kurang lebih 90% dari keseluruhan sel otak atau sel dalam tubuh manusia berada
di dalam otak. Pada lapisan teratas dari otak manusia yang tebalnya 9.5 inci
terkumpul berjuta saraf yang di namakan korteks, korteks ini berperan sebagai
pusat pengolahan dalam pikiran,persaan dan tindakan. Jika struktur otak
ditentukan secara biologis. Adapun fungsi dari otak yaitu sangatlah di[engaruhi
interaksi manusia dengan lingkungannya, hingga entah sampai berapa puluh tahun manusia
memanfaatkan kemampuan yang tersimpan sebesar 95% tersebut. B. Clark
menambahkan jika di tinjau dari masanya, kurang lebih 2,5% dari badan manusia.
Di era modern ini, manusia dituntut maju, langkah
awalnya adalah mengembangkan potensi bakat dan minat baik anak yang pintar maupun
yang tidak pintar, semuanya dapat memperoleh kesempatan untuk maju. Mendapatkan
kesempatan untuk bisa berfikir rasional, berpendapat, membaca dan unggul dalam
berfikir analisis, anak tersebut bisa mengembangkan secara optimal bakat dan
minat untuk kemampuan tertentu untuk menjadi anak yang cerdas atau pintar.
Predikat pintar merupakan dambaan setiap individu. Anak dikatakan pintar karena
berhasil dalam mencapai suatu target nilai. Ada faktor eksternal yang
mempengaruhi prestasi yaitu :
a. Intlegensi
b. Motivasi
c. Kepribadian
d. Lingkungan
rumah
e. Lingkungan
sekolah
Dalam buku ini juga dijelaskan tentang perbedaan
anak pintar dan anak yang kurang pintar. Perbedaan anak yang pintar dan tidak
pintar memiliki perbedaan yang signifikan dalam kenyataan seperti ini:
·
Terlalu banyak ide,
anak yang pintar biasanya memiliki banyak ide, sehingga tidak satupun yang
menjadi kenyataan, sedangkan anak yang kurang pintar mungkin hanya memiliki
satu ide dan satu itulah yang menjadi pilihan usahanya.
·
Ingin cepat sukses ,
anak pintar merasa mampu melakukan berbagai hal dengan kepintarannya termasuk
dalam mendapatakan hasil dengan cepat. Sebaliknya anak yang kurang pintar, dia
merasa harus melalui jalan yang panjang
berlaku sebelum mendapatkan hasil. Dengan demikian , banyak anak yang
merasa kurang pintar memiliki sifat yang lebih sabar dan tekun.
·
Tidak berani bermimpi
besar. Anak pintar sering menggunakan logika sehingga bermimpi sesuatu secara
logika bisa diraih, sedangkan anak bodoh tidak perduli dengan logika yang
penting dirinya bermimpi sesuatu yang sangat besar, bahkan sesuatu yang tidak
mungkin dicapai menurut orang ini.
·
Berfikir negatif
sebelum mencoba. Biasanya anak pintar yang lebih tau sedangkan anak bodoh tidak
sempat.
·
Anak pintar mengerjakan
tugas sendirinya, segera selesai, bekerja keras dan berpikir cerdas dan
semangat sedangkan anak bodoh perlu bantuan orang lain untuk menyelesaikan
tugasnya dan mudah menyerah.
Kepintaran
seorang anak bisa dikatakan sebuah anugerah dari tuhan yang bisa diberikan
kepada anak tersebut. Tetapi ada faktor lain yang mempengaruhi kecerdasan
kecerdasan atau kepintaran seorang anak, yakni oleh faktor penentu yaitu
lingkungan dan kegiatan belajar disekolah atau dimana saja tempat anak itu
belajar.
Berikut
ini akan di bahas beberapa tips yang bisa dilakukan untuk membuat anak menjadi
pintar diantaranya :
·
Bermain berfikir : selain
mengasyikkan bermain juga bisa mendukung strategi berfikir anak. Bagaimana otak
menyelesaikan masalah dan membuat keputusan yang kompleks. Selain itu adanya keterjalinan
atau interaksi antar teman akan terbentuk dan memicu pembentukan kreatifitas,
contohnya bermain catur, teka-teki silang dan ular tangga serta sudoku.
·
Bermain musik dan
bernyanyi, hal ini akan membuat otak kanan tumbuh dan berkembang tidak hanya
itu saja, bernyanyi atau mendengarkan aja juga bisa mempengaruhi emosi agar
tetap stabil dan relaksasi dari rutinitas sehari-hari.
·
Membiasakan olahraga:
ini membantu anak menyegarkan emosi dan keletihan berfikir dan cepat mengambil
keputusan serta peka terhadap sesuatu.
·
Mengembangkan rasa
ingin tahu dengan begitu akan merangsang otak untuk berfikir dan akhirnya akan
menemukan ide-ide baru yang cemerlang.
·
Membudayakan kegiatan membaca
·
Mengajarkan kepercayaan
diri
Saran
dan kesimpulan: buku ini khusus kalangan orang tua dan bagi guru , desain dari
sampulnya sangat menarik, tapi memiliki
kekurangan yakni isinya kurang berbobot hanya sepintas saja sehingga tidak
cocok untuk kalangan pendidik perguruan tinggi
Langganan:
Postingan (Atom)